DUKREF.COM – Wisata petualangan saat ini menjadi salah satu tren global yang semakin diminati oleh wisatawan internasional. Tidak hanya mencari hiburan, banyak pelancong kini mendambakan pengalaman yang menantang, autentik, dan sarat hubungan dengan budaya lokal.
Asisten Deputi Manajemen Industri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Budi Supriyanto, menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi unggulan di sektor ini.
Indonesia memiliki gunung, laut, hutan, hingga kekayaan budaya yang dapat diolah menjadi produk pariwisata kelas dunia. Terlebih lagi, Indonesia baru saja meraih penghargaan Asia’s Leading Adventure Tourism Destination dalam ajang World Travel Award 2024, ungkap Budi seperti dilaporkan oleh Antara.
Dengan keanekaragaman lanskapnya, Indonesia menawarkan berbagai pilihan aktivitas petualangan. Mulai dari mendaki Gunung Rinjani, menyelam di Raja Ampat, menjelajahi hutan Kalimantan, hingga menikmati wisata budaya di Sumba. Beragam kegiatan ini diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Selain itu, wisata petualangan juga dianggap strategis dalam mendukung praktik pariwisata berkelanjutan yang mengedepankan pelestarian alam sekaligus menjaga keberlanjutan budaya lokal.
Hambatan dalam Pengembangan Pariwisata
Meskipun memiliki peluang besar, Budi menggarisbawahi adanya sejumlah hambatan yang perlu diatasi. Di antaranya adalah memastikan keamanan wisatawan, menjaga kelestarian lingkungan, serta meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia di sektor pariwisata.
Dukungan erat antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat diperlukan agar wisata petualangan dapat berkembang secara berkelanjutan serta memberikan manfaat yang luas, tambahnya.
Pariwisata telah terbukti menjadi salah satu sektor penyokong ketahanan ekonomi nasional. Hingga Juni 2025, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mengalami peningkatan sebesar 9,44 persen, sementara pergerakan wisatawan domestik naik hingga 25,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun demikian, Budi juga mencatat tantangan lain berupa rendahnya tingkat hunian di akomodasi legal. Dari peningkatan jumlah kunjungan, hanya sekitar 50 persen yang tercatat menginap di akomodasi resmi, tutupnya.
Baca Juga : 3 Destinasi Wisata di Kaliurang Jogja dalam Satu Hari: Praktis, Seru, dan Penuh Petualangan












Leave a Reply